Cara Merawat Kura-Kura
Banyak remaja menyenangi kura-kura air karena penampilannya unik dan lucu.
Kura-kura air hidup di sebagian besar
belahan dunia, daerah subtropis maupun tropis baik air tawar maupun air
laut. Kura-kura air berbeda dengan jenis kura-kura lainnya, yaitu pada
cangkang (shell) atau gelambir (semacam sirip) di kaki.
Di habitat aslinya, kura-kura air
menjalani proses hibernasi (“tidur” dalam jangka panjang) sebagai
antisipasi dari adanya musim yang ekstrim, yaitu dengan merendamkan
dirinya dalam lumpur selama kondisi ekstrim. Lain halnya dengan
kura-kura air yang dipelihara dalam kandang, hibernasi tidak pernah
dilakukan karena tidak ada lagi musim yang ekstrim. Makanan dan
penghangat/pendingin sudah disediakan. Lagi pula dalam kandang tidak
disediakan tempat yang cocok untuk berhibernasi.
A. Daya Tarik Kura-Kura Air
Yang menjadi daya tarik:
- - tampak seperti hewan purba
- - bagian tubuhnya dapat disembunyikan dalam cangkang
Penampilan kura-kura air memang unik dan
lucu. Hewan air ini pun dapat hidup di daratan. Di bagian punggungnya
terdapat cangkang yang keras dan berwarna indah. Cangkang inilah yang
menyebab hewan ini disenangi sebagai hewan kesayangan.
Memelihara kura-kura air mulai menjadi trend di
kota-kota besar Indonesia dalam beberapa tabun terakhir sejak diimpor
dari luar negeri. Hobi ini merebak terutama di kalangan remaja. Di
negara maju seperti Eropa dan Amerika, kura-kura air telah lama menjadi
hewan peliharaan yang diperlakukan sebagai hewan kesayangan.
B. Jenis yang Disukai
Yang banyak dipelihara: mata-mata, alligator, kepala babi, galapagos kotak-kotak
Kura-kura galapagos (Geochelone elephantopus) dijuluki kura-kura raksasa berkaki gajah. Diameter cangkangnya mencapai 122 cm. Kaki depannya besar dan gemuk. Kulitnya berbintil-bintil. Walaupun besar, kura-kura ini jinak. Saat masih kecil, penampilannya kurang menarik.
Kura-kura kepala babi (Carettochelys insculpta) sering
disebut labi-labi. Kepalanya memiliki moncong seperti babi. Ukurannya
sekitar 40 cm dengan cangkang hitam. Setiap kakinya memiliki selaput
renang.
Kura-kura kotak-kotak atau box turtle (Terrapene sp.)
memiliki banyak jenis. Disebut box turtle karena cangkangnya berpola
kotak-kotak. Di antara banyak jenisnya, ada beberapa yang sangat
digemari sebagai hewan kesayangan, yaitu malaclemys terrapin (kura-kura
berpunggung seperti intan), Cuora amboinensis (sering dikenal dengan bulus sawah), Terrapine carolina, Terrapine coahuila, dan Pseudemys scripta. Umumnya
kura-kura kotak-kotak bertemperamen penurut. Perutnya berengsel
melintang sehingga seluruh tubuhnya dapat dimasukkan ke dalam
cangkangnya. Corak perutnya cantik, yaitu kuning bergaris-garis coklat.
Cangkangnya cembung dengan pola kotak-kotak.
Kura-kura mata-mata hidup dan suka diam
di dasar sungai atau danau yang dangkal di antara akar-akar tumbuhan
air. Cangkangnya menyerupai tumhuhan air. Jenis ini memangsa binatang
air.
Hidungnya panjang dan menyempit. Terkadang kura-kura ini suka menyembul ke permukaan air.
Kura-kura alligator merupakan jenis
kura-kura air yang selalu tinggal di dalam air. Warna cangkangnya hijau
kecokelatan menyerupai tumbuhan air dan senang menyamar (kamuflase) di
habitatnya. Perilakunya unik dan lucu. Lidahnya kecil berwarna merah
muda rnenyerupai cacing yang sering dijulurkan. Lidah tersebut untuk
memancing mangsanya mendekat. Beratnya dapat mencapai 100 kg dan sanggup
seekor itik sekaligus.
C. Kandang dan Perlengkapannya
Yang perlu diperhatikan:
- - hindari pemakaian bahan kandang yang kasar dan beracun
- - lengkapi kandang dengan kolam
- - hindari pemakaian air yang sudah tercemar bahan beracun
Bahan kandang yang keras dapat melukai
kaki dan bagian bawah tubuh. Sementara tipe dan luas kandang yang harus
disiapkan tergantung jumlah, jenis, dan ukuran kura-kura air saat
dewasa. Kandang harus dilengkapi dengan kolam seluas duapertiga luas
kandang dan sepertiganya daratan. Daratan ini perlu dilengkapi dengan
batu-batuan dan tanaman hijau sebagai tempat persembunyiannya. Bahkan
kandang dapat dilengkapi “pantai berpasir” kalau pemeliharaannya
ditujukan untuk perkembangbiakan. Sementara kolamnya dilengkapi kayu
yang dapat mengapung agar kura-kura kecil dapat beristirahat di atasnya
atau bersembunyi di sisinya.
Anak kura-kura yang baru menetas dapat
dipelihara dalam akuariurn di dalam rumah (inrloor). Bahkan saat ini
sudah dijual kolam artifisial dari bahan plastik yang liat dan tahan
torehan. Kolam semacam ini hanya dikhususkan bagi anak kura-kura dan
dapat dipindah-pindahkan menurut kesenangan pemeliharanya. Bila sudah
mulai besar, kura-kura tersebut harus dipindahkan dalam kolam di
kandang.
Tinggi permukaan air di dalam kolam atau
akuarium diatur minimal seukuran panjang kura-kura yang akan dipelihara.
Air harus bebas dari bahan beracun. Umuk itu, air dibiarkan dalam kolam
atau akuarium selama 48 jam sebelum kura-kura dimasukkan ke dalamnya.
Agar sisa-sisa makanan dan feses tidak
mengotori air kolam maka kolam sebaiknya dilengkapi dengan filter
(penyaring). Untuk keperluan ini dasar kolam diberi susunan batu kerikil
agak tebal. Selain itu, kandang sebaiknya diletakkan tempat makan dan
minum yang dapat ditutup. Ini dimaksudkan agar makanan dan minumannya
tidak mencemari air kolam.
Sinar matahari langsung akan kehilangan
daya ultravioletnya bila harus melewati fiber atau kaca jendela. Bila
sinar matahari tidak dapat langsung masuk maka kandang perlu dipasangkan
lampu UV artifisial. Lampu ini dinyalakan selama 10—12 jam sehari pada
waktu udara cerah atau 12—14 jam sehari pada waktu cuaca mendung atau
gelap.
D. Makanan
- Makarum utama: ikan, daging, cacing
- Makanan tambahan: mineral kalsium, fosfor, dan vitamin D
Sebagai hewan peliharaan, kura-kura dapat
menderita malnutrisi karena umumnya hobiis kurang memperhatikan jenis
dan porsi makanan yang diperlukan. Banyak yang mengira kura-kura hanya
makan tumbuhan, padahal ia pun makan daging. Memang kura-kura dewasa
hanya makan daging saja, sedangkan kura-kura muda memakan tumbuhan dan
daging. Perubahan perilaku makan ini terjadi setelah usia 2 tahun.
Makanan berupa daging, serangga, cacing,
atau ikan mati jangan diberikan melalui air kolam karena sisa makanannya
akan mencemarkan air kolam. Namun, ikan hidup dapat dimasukkan ke dalam
kolam karena kura-kura dapat memburunya seperti di habitat asli.
Pemberian makanan tergantung besar dan
umur kura-kura air. kura-kura muda biasanya diberi makan sekali setiap
hari, sedangkan kura-kura dewasa (tua) cukup diberi makan 2—3 kali
seminggu.
Makanan anjing atau kucing yang kering
terutama berbahan atau beraroma ikan sangat baik diberikan karena
kandungan zat nutrisinya lengkap. Apalagi makanan tersebut tidak berbau,
bersih, awet disimpan, serta feses dan urine yang dihasilkan sedikit.
Terkadang makanan segar yang diberikan
tidak selalu mengandung zat gizi berimbang. Agar gizinya berimbang,
kura-kura dapat diberi makanan tambahan berupa tablet mineral dan vitamin, terutama kalsium, fosfor, dan vitamin D.
E. Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan:- derajat keasaman air yang baik adalah pH 6—6,5- kontrol terus kondisi tubuh kura-kura agar tetap sehat
1. Keadaan air kolam
Untuk memperoleh kondisi pH air yang
baik, ke dalam air kolam dapat ditambahkan sedikit vinegars (minuman
asam), baik bening maupun kecokelatan, dan garam non-yodium (satu sendok
makan). Cara ini untuk mencegah dan membatasi berkembangnya
mikroorganisme patogen.
Pengosongan dan pembersihan kolam atau
akuarium perlu dilakukan sebulan sekali, terutama kolam atau akuarium
kecil. Pembersihan total kolam yang luas dapat dilakukan 3—6 bulan
sekali.
Suhu lingkungan dan suhu air diusahakan
mendekati habitat aslinya. Suhu optimum bagi kura-kura adalah 22—27″ C.
Suhu lingkungan rendah menyebabkan kura-kura hilang nafsu makan dan
malas bergerak. Untuk mencapai kondisi suhu optimum, sebaiknya kandang
diberi lampu listrik atau alat pemanas.
2. Problem kesehatan
Setiap pemelihara ingin melihat hewan
peliharaannya tampak lincah dan gesit. Ciri-ciri kura-kura sehat antara
lain rumah kokoh, kuat, bersih, mengilap, dan tidak salah bentuk; mata
lebar, cemerlang, dan bersih; lubang hidung kering dan bersih; serta
gerakan gesit terutama saat berenang. Sementara kura-kura yang sakit
menampakkan kondisi yang berlawanan daripada kondisi sehat. Ada-pun
beberapa gangguan kesehatannya antara lain sebagai berikut.
a. Mata bengkak
Defisiensi vitamin A menyebabkan sel-sel
mata membengkak sehingga mata tampak melotot dan mengembung. Gangguan
ini sering dialami kura-kura air peliharaan.
Pengobatan
dapat dilakukan dengan pemberian vitamin A, baik disuntikkan maupun
lewat mulut (disisipkan ke dalam mangsa atau makanan). Dosisnya adalah
2.000 IU per kg berat badan yang diberikan setiap minggu. Untuk mencegah
infeksi dapat disuntikkan antibiotika Gentamycine dengan dosis 6 mg per
kg berat badan setiap tiga hari sekali.
b. Rumah lunak, salah bentuk, dan rapuh
Rumah kura-kura yang digunakan untuk berlindung terus berkembang mengikuti ukuran tubuhnya. Mineral
kalsium, fosfor, vitamin D, dan sinar ultraviolet sangat berperan dalam
pembentukan rumah yang sehat, yaitu tidak lunak, tidak salah bentuk,
dan tidak rapuh. Rumah rapuh pun dapat disebabkan infeksi jamur Tinea sp.
Untuk mencegah hal tersebut, pemberian makanan tambahan berupa kalsium, fosfor, dan vitamin D3,
baik melalui suntikan maupun lewat makanan perlu dilakukan. Makanannya
pun harus mempunyai kandungan gizi berimbang. Sementara infeksi jamur
dapat dicegah dengan cara higiene dan sanitasi makanan, air kolam, dan
lingkungan.
c. Penggumpalan telur
Penggumpalan telur ialah lengketnya
beberapa telur sehingga menjadi sangat besar. Penggumpalan telur
disebabkan oleh tidak seimbangnya zat gizi dalam makanan yang disertai
defisknsi mineral.
Bila kondisi ini terjadi, kura-kura
betina akan sulit atau tidak mampu mengeluarkannya yang akhirnya akan
terjadi penyumbatan. Akibatnya kura-kura kura akan merejan, loyo, sangat
lemah, gelisah, serta kaki dan tubuh selalu direntangkan.
Pertolongan dapat dilakukan dengan
menarik telur-telur itu secara manual. Kalau terpaksa, lakukan
penyedotan dengan spuit (ukuran agak besar, sekitar 20 ml) pada salah
satu atau beberapa telur agar ada ruang untuk keluarnya telur.
Pencegahannya dilakukan menjelang atau selama musim kawin dengan pemberian makanan tambahan berupa mineral kalsium dan fosfor. Vitamin D pun perlu diberikan. Vitamin ini diperoleh dari sinar matahari atau sinar UV artifisial.
d. Infeksi alat pernapasan
Infeksi alat pernapasan merupakan
perkembangan infeksi alat pernapasan bagian muka (hidung) yang menjalar
ke alat pernapasan bagian tengah (trachea dan bronchus) dan kemudian
terus ke alat pernapasan bagian dalam (paru-paru). Bila infeksi terus
menjaiar ke kantong-kantong udara maka akan terjadi radang kantong
udara. Ini terjadi kalau infeksi awal tidak diantisipasi secepatnya.
Gejala yang timbul adalah keluarnya ingus dari hidung, mata sembab, borsin, batuk,
sulit bernapas (tampak bernapas lewat mulut), lemah karena nafsu makan
hilang dan kekurangan oksigen, serta tampak tidak seimbang, miring, dan
malah membentur dinding kolam saat kura-kura berenang.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika Ampisilin, Gentamisin, atau Enrofloxatin serta pemberian vitamin dan mineral, bai lewat suntikan atau lewat makanan cair.
e. Telinga bengkak
Infeksi alat pornapasan yang proses
kesembuhannya tidak tuntas dapat menjalar ke dalam telinga sehingga
terjadi radang telinga bagian dalam (otitis interna). Telinga menjadi
sakit, bengkak, dan keluar nanah yang sangat berbau.
Pengobatan dapat dilakukan dengan
pemberian antibiotika seperti pada infeksi alat pernapasan. Selain itu,
dapat dilakukan operasi yang banya dapat dilakukan oleh dokter hewan
yang berpengalaman.
f. Septicaemia
Septicaemia merupakan peracunan di dalam
darah akibat infeksi yang menyerang seluruh sistem tubuh atau oleh luka
dalam. Luka dalam dapat menjadi tempat berkembangnya kuman tetanus.
Gejalanya ialah demam, suhu badan tinggi,
terjadi pendarahan di bawah kulit, atau darah keluar dari hidung,
mulut, dan kloaka. Penyakit ini dapat diobati dengan pemberian
antibiotika Ampisilin, Gentamisin, atau Enrofloxacin.
g. Salmonellosis
Salmonellosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Salmonella sp.
Infeksi sering terjadi melalui tercemarnya makanan atau air kolam oleh
kotoran hewan yang mengandung kuman. Saat daya tahan kura-kura menurun
maka kuman mudah menyerang. Penyakit ini bersifat zoonosis.
Pengobatannya harus dilakukan menyeluruh.
Kandang, kolam, air, dan semua peralatan harus disucihamakan. Penderita
perlu makanan cair melalui selang serta diberi antibiotika dan
roboransia (vitamin dan mineral).
h. Mulut busuk
Mulut busuk (infectious stomatitis atau necrotic stomatitis) disebabkan jamur Candida albican. Gejalanya
ialah air liur keluar berlebihan (hipersalivasi), pinggiran bibir dan
mulut tampak merah atau terkadang terjadi perdarahan, adakalanya terjadi
timbunan nanah kental menyerupai keju di dalam pipi atau gusi, mulut
sangat berbau dan terasa nyeri, serta kehilangan selera makan.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian
obat antijamur (mucostatin) dan roboransia. Selain itu, penderita perlu
mendapatkan makanan cair melalui selang karet.
k. Paraphymosis, penile paralysis, dan prolapsus
Penis kura-kura berbentuk seperti bunga
mekar kalau sedang ereksi. Kalau terlalu besar dan kulit kulupnya
(preputia) berlubang sempit maka penis sulit ditarik atau didorong ke
ruangannya kembali. Kejadian seperti ini disebut paraphymosis. Kalau
keadaan ini tidak segera ditolong maka pembuluh darah akan terbendung
dan penis akan berwarna biru kehitaman karena keracunan zat asam arang
(CO ) di dalam darah yang terbendung.
Pembendungan ini pun dapat mengakibatkan
kelumpuhan penis (penile paralysis), yaitu penis gagal berereksi.
Kejadian serupa pun dapat berlangsung pada vagina yang disebut
prolapsus. Untuk mengatasi kelainan ini perlu dioperasi oleh dokter
hewan.
Sebagai pertolongan pertama, bila
diketahui ada organ yang keluar dan tidak dapat kembali, usahakan agar
organ tetap basah dan tidak tercemar kotoran. Agar tetap basah, organ
dicuci dengan larutan NaCl fisiologis sebelum ditolong dokter hewan.
j. Pemotongan Moncong dan Kuku
Pertumbuhan moncong dan kuku kura-kura
peliharaan umumnya tidak seimbang dengan pemakaiannya seperti di alam.
Akibatnya perpanjangannya pun tidak seimbang sehingga dapat mengganggu
aktivitasnya. Oleh karena itu, moncong dan kuku yang tumbuh berlebihan
harus dipotong.
Pemotongan harus secara hati-hati oleh
dokter hewan berpengalaman. Bila pemotongan tidak sempurna, pada moncong
dan kuku akan terjadi pendarahan.
F. Membiakkan kura-kura Air
kura-kura jantan:
- - tubuh lebih kecil
- - kloaka jauh dari batas kulit “rumah”
- - ekor lebih panjang dan pipih
- - jari dan kuku kaki depan panjang
kura-kura betina:
- - tubuh lebih besar
- - kloaka sangat dekat dari batas kulit “rumah”
- - ekor lebih pendek
- - jari dan kuku kaki depan pendek
Saat musim kawin, penis jantan yang
terangsang akan berbentuk seperti bunga. Penis berhentuk bunga ini dapat
menarik perhatian betinanya. Penis inilah yang akan dimasukkan ke dalam
vagina betina saat kopulasi.
Bila ada kura-kura yang sedang lapar dan
naluri kanibalismenya muncul maka “bunga aneh” tersebut dapat
dimangsanya. Oleh karena itu, diupayakan agar jangan ada jantan lainnya
dipelihara dalam kandang yang sama.
kura-kura akan biasanya akan meletakkan
telur-telur dalam lubang pasir atau tanah. Setelah diletakkan, telur
ditutupi gundukan pasir setinggi 3—5 cm. Sebaiknya, telur tidak diusik
hingga saatnya menetas (80—110 hari). Suhu lubang pengeraman tersebut
harus 25— 30° C. Ada hipotesis bahwa jenis kelamin bergantung pada suhu
lubang. Suhu 30° C dapat menghasilkan sebagian besar kura-kura red eared
slider betina, sedangkan suhu 25° C sebagian besar menjadi jantan.
Kalau suhunya konstan (27° C), telur akan menetas jantan dan betina
dengan perbandingan 1:1. Fenomena ini tidak terjadi pada spesies
lainnya.
Saat telur akan menetas, moncong atas
bayi kura-kura tersembul ke luar untuk menggigit atau menggergaji
kerabang telur sebagai jalan keluar.
Kelahiran tidak selalu sempurna, ada
beberapa yang lahir prematur. Bayi prematur ditandai dengan kantung
kuning telur menggantung di bagian bawah pusarnya. Bayi kura-kura yang
pusarnya belum menutup sempurna masih dapat ditolong asalkan kantung
kuning telurnya dijaga jangan sampai pecah atau dipotong. Kantung kuning
telur tersebut merupakan persediaan makanan bagi bayi kura-kura hingga
ia mampu mencari makan sendiri.
Sebagai rindakan pertolongan bagi bayi
prematur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Tempatkan bayi
kura-kura prematur tersebut di tempat khusus. Lalu, balut kantong kuning
telur dengan kasa yang dibasahi larutan NaCl fisiologis hingga isi
kantong tersebut habis diserap oleh bayi kura-kura.
Comments
Post a Comment